Dear mama,
Mamaku adalah wanita
sederhana yang melanjutkan kerasnya hidup.
Mama adalah anak ke 6
dari 9 bersaudara, mama lahir di desa ,dimana mama menjalani masa-masa sulit.
Jika mama ingin bersekolah, mama harus bekerja. Aku tidak bisa membayangkan
bahwa hal itu mama kerjakan saat duduk di bangku sekolah dasar. Lelah, sakit,
itu pasti!!
Mama adalah istri kedua
dari perceraian papa dengan istri pertamanya.
Mama merawat kakak angkatku dengan penuh kasih sayang. Membagi air susunya
tanpa meminta bayaran. Mama menanti lahirnya aku selama 5 tahun, dan selama itu
mama kuat menghadapi nakalnya papa yang selalu menyakiti mama.
Tepat 15 April 1995 aku
lahir. Disayang, dimanja, ditimang, itu sudah pasti seakan seperti bidadari
kecil yang lahir menghantarkan kesejukan bagi mama. Teringat saat mama
bercerita kenakalanku. Aku selalu merengek saat malam hari, sangat sepeleh! aku
merengek hanya ingin jalan-jalan dengan becak. Tanpa mengeluh mama dan papa
menemaniku. Kenakalanku tak berhenti disitu, aku selalu meminta hal yang harus
dituruti. Waktu itu aku masih sangat kecil, sukar untuk mengerti ucapan mama
“mama gak punya uang nak”. Tapi apa yang dilakukan mama? mama tetap menepati
apa yang aku minta.
Mama bekerja membantu
papa, menjadi sekretaris pribadi yang kemana-kemana harus membawa HP dan siap mengangkat telefon dari
pegawainya. Kadang aku marah saat mama angkat telfon di saat kita hang out
bareng. BODOH !!! iya aku bodoh, mama angkat telfon untuk biaya aku sekolah
selama ini!!!. Aku tau mama sedih, aku tau mama merasa tak dihargai. Itu
salahku ma…..
Jaman SMA aku selalu
membuat mamaku sakit hati, dosa terburukku. Dan suatu ketika aku membuat mama
menangis hanya karna aku membela pacarku saat itu ( Ilhm ). Sampai saat ini aku
masih belum bisa memaafkan kesalahan itu. Jika aku mamapu mengulang waktu Mama
akan lebih kujaga hatinya.
Sekarang aku sudah
bekerja dan kuliah, walau gajiku tidak banyak membantu mama dalam hal keuangan,
sebisa mungkin mama menikmati hasil kerjaku dengan hal lain.
Ketika aku tersenyum
aku ingin Mama. Ketika aku sedih dan sakit aku ingin Mamaku yang memeluk.
LIA ATIK NINGSIH…..
Terima kasih mama.
Untuk semua pelajaran hidup.
Terima kasih untuk hitam putih hidup ini.
Maafkan anakmu ini.
Berkahilah jalanku.
Restui agar aku mudah
menggapai segalanya.
Anisa Sayang Mama
Selamat Hari Ibu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar